Kado Untuk Jessica

Kado Untuk Jessica

Cerpen Karangan: Nafy N.
Kategori: Cerpen Persahabatan

Bel tanda masuk telah berbunyi sepuluh menit yang lalu. Jessica berlari sekencang-kencangnya menuju kelas. Bunyi derap sepatunya seolah membahana di koridor sekolah yang sepi.
Saat tiba di depan kelas, Jessica menghentikan langkahnya. Ia melihat Bu Lea telah berdiri di pintu. Wajah Jessica langsung pucat pasi.

“Selamat pagi, Bu,” kata Jessica takut-takut.
“Selamat pagi, Jessica. Terlambat bangun lagi?” tanya guru Kesenian itu dengan tatapan mata tajam. Jessica hanya mengangguk.

Bu Lea menggeleng-gelengkan kepalanya sejenak. Lalu ia berkata, “Ibu peringatkan, ini untuk terakhir kalinya kamu datang terlambat. Kalau besok masih juga terlambat, Ibu akan memanggil orangtuamu. Sekarang, masuk!”

Jessica menarik nafas lega karena tidak dihukum. “Terima kasih, Bu,” ujarnya pelan. Lalu ia melangkah masuk. Sontak sorakan teman-teman sekelasnya terdengar. Namun Jessica tidak menghiraukan cemoohan mereka. Ia segera duduk di bangkunya dan mengeluarkan buku untuk pelajaran pertama.

Jessica, si Ratu Terlambat. Itulah julukan yang diberikan murid-murid kelas 6 kepada anak perempuan berponi dan bertubuh gemuk itu. Hampir setiap hari ia selalu tiba di sekolah ketika teman-temannya telah berada di dalam kelas dan bersiap untuk belajar. Tidak terhitung berapa kali ia dinasehati oleh Bu Lea karena kebiasaannya itu. Namun sepertinya ia sulit untuk berubah.

Saat istirahat tiba. Jessica dan dua sahabatnya, Pingkan dan Ella, duduk di teras kelas sambil menghabiskan bekal roti mereka. Seperti biasa, Jessica mendapat teguran lagi dari keduanya.
“Kenapa, sih, kamu sering terlambat?” tanya Pingkan heran.

“Iya, nih. Kamu nggak bosan dimarahi terus sama Bu Lea?” Ella menimpali.
“Sebetulnya bosan juga, sih. Tapi kalau pagi-pagi, biasanya aku masih mengantuk,” jawab Jessica enteng.

“Kamu pasti suka menonton TV hingga larut malam, kan?” tanya Pingkan.
“Iya. Habis, acaranya bagus, sih,” ujar Jessica.
“Huu… pantas kamu selalu kesiangan. Ubah, dong, kebiasaanmu!” Ella langsung menukas.
“Lebih baik kamu cepat tidur supaya tidak terlambat bangun,” tambah Pingkan.
“Aduuh, kalian cerewet sekali. Iya, iya! Aku berjanji akan mengikuti nasehat kalian!” sahut Jessica kesal.

Lalu ia buru-buru mengalihkan topik pembicaraan. “Eh, besok kalian pasti datang ke pesta ulang tahunku, kan?”
Pingkan spontan menepuk dahinya. “Astaga! Besok ulang tahunmu, ya?”
“Duh, masa kamu lupa?” Jessica bertambah jengkel.

Pingkan terkekeh. “Maaf, Jes. Aku hanya bercanda. Tentu saja aku ingat ulang tahun sahabatku.”
“Pokoknya kalian harus datang. Kalau tidak, kalian bukan sahabatku lagi!” ancam Jessica.
“Iih, takut!” gurau Ella. “Tenang saja, kami pasti datang.”

Jessica tersenyum senang. “Nah, begitu, dong! Itu baru sahabatku. Jangan lupa kadonya, ya.”
“Beres, Tuan Putri. Kado kami pasti yang paling bagus di antara hadiah-hadiah lainnya. Kamu pasti akan menyukainya. Iya, kan, Pingkan?” Ella mengedipkan mata ke arah Pingkan.

Pingkan mengangguk setuju. “Tunggu saja kejutan dari kami.”
“Apa, sih, hadiah kalian?” tanya Jessica penasaran.
“Ada, deeeh… Hehehe…,” kedua anak itu tergelak.

Keesokan sorenya, pesta ulang tahun Jessica berlangsung. Murid-murid kelas 6 datang dan membawa banyak hadiah untuk Jessica. Makanan dan minuman lezat tersaji di atas meja. Semua anak menikmatinya. Jessica juga membuat beberapa permainan seru sehingga suasana pesta bertambah meriah. Pesta baru berakhir saat hampir malam. Teman-teman Jessica mulai berpamitan pulang. Tak lama kemudian, rumah Jessica kembali sepi.

“Kalian jangan pulang dulu, ya. Temani aku membuka kado-kado itu,” pinta Jessica pada Pingkan dan Ella yang menemaninya berdiri di depan pintu sambil menunjuk ke arah tumpukan hadiah di salah satu meja.
“Oke!” balas kedua sahabatnya itu.

“Terima kasih. Dan … kado pertama yang pertama aku buka adalah… kado kalian!” seru Jessica gembira. Pingkan dan Ella hanya saling memandang. Mereka tidak sabar menungggu reaksi Jessica saat mengetahui isi kado mereka.

Tak lama kemudian, Jessica mulai membuka kado dari Pingkan dan Ella. Sreet!! Sreet!! Jessica merobek kertas kado berwarna merah muda itu. Saat terbuka seluruhnya, ternyata sebuah kotak berukuran kecil yang dilapisi kertas berwarna-warni. Jessica semakin tidak sabar. Ia segera membuka penutup kotak dan mengeluarkan hadiah dari dalam kotak itu.

“Jam weker?” Jessica terperangah.
Tangannya memegang jam weker kecil berbentuk hati dan di dalamnya terdapat gambar Mickey Mouse yang sedang tertawa riang. Ia lalu menatap Pingkan dan Ella yang menatapnya sambil tersenyum.
“Coba baca kartu ucapan kami,” kata Ella.

Kartu ucapan itu masih ada di dalam kotak. Jessica segera mengambilnya. Kemudian ia membuka dan membacanya.
Untuk sahabat kami Jessica,
Selamat ulang tahun. Semoga panjang umur dan bahagia selalu. Mohon terima hadiah kami ini, ya. Kami yakin, benda kecil ini dapat membangunkanmu di pagi hari, supaya kamu tidak terlambat datang ke sekolah lagi. Sebagai sahabat, kami tidak ingin melihatmu terus-menerus dimarahi Bu Lea. Jangan marah, ya. Ini semua demi kebaikanmu juga. Oke?
Salam sayang,
Pingkan dan Ella

Wajah Jessica kontan bersemu merah setelah membaca kartu itu. “Iiih, kalian…,” Jessica tidak dapat melanjutkan kalimatnya karena malu.
Pingkan memeluk bahu Jessica. “Kamu tidak marah, kan, Jes?”
“Tentu saja tidak,” geleng Jessica cepat. “Justru… justru.. aku ingin berterima kasih karena kalian telah memberiku kado ini. Terima kasih, ya. Kalian memang sahabat yang baik. Aku janji, mulai besok aku tidak akan terlambat lagi.”
“Begitu, dong! Aku yakin kamu pasti bisa melakukannya,” kata Ella senang.

0 Response to "Kado Untuk Jessica"

Posting Komentar